Disusun Oleh :

Nama  : Bima Alfi Affandi
Kelas  : 1EA16
NPM   : 11217218

Pernahkah anda menyaksikan suatu upacara tradisional di sebuah daerah tertentu? Bukankah itu menjadi sebuah ciri khas dari daerah tersebut? Adakah dibenak anda apa yang menjadi latar belakang terbentuknya suatu tradisi di sebuah daerah? Jawabannya adalah Budaya.

Budaya atau kebudayaan berasa dari Bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia

Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia sedang membabi buta. Bahkan tidankan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa oleh makhluk manusia dalam gennya bersamanya (seperti makan, minum, atau berjalan), juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang berkebudayaan.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. 

Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Setelah memahami apa arti budaya dan kebudayaan, maka bukanlah hal yang sulit untuk kita dapat menemukan berbagai kebudayaan di seluruh daerah nusantara, setiap daerah di Indonesia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda - beda tentunya. Dari sekian banyaknya kebudayaan di Indonesia, pada artikel kali ini saya akan mengangkat sedikit kebudayaan dari daerah Ciamis, yang tak lain adalah daerah asal saya. Kebudayaan yang akan saya angkat diantaranya adalah :

1.    Ronggeng Gunung
1.1 Tarian Ronggeng Gunung

Tarian ini berasal dari Ciamis, Jawa Barat, dan tersebar hampir di seluruh Tanah Pasundan, termasuk di Pangandaran, dalam sejarahnya, tari Ronggeng Gunung dikisahkan sebagai bentuk penyamaran Dewi Siti Semboja dari Kraton Galuh Pakuan Padjajaran. Seni tari Ronggeng Gunung mirip tari Jaipong, yang juga berasal dari Jawa Barat. Namun, tari ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu, seni tari ini dipentaskan oleh lima orang wanita berpenampilan cantik dan luwes dengan satu penari utama mengenakan selendang dan diiringi oleh pengibing, yaitu sekelompok laki-laki yang mengenakan sarung, sinden, dan penabuh gamelan.

Irama musik yang berasal dari irama tabuhan kendang, boning, dan gong menghasilkan irama sederhana, tetapi auranya mampu menggetarkan hati penonton. Kesenian ini memiliki satu aturan yang tidak boleh dilanggar, yaitu antara penari dan pengibing tidak diperbolehkan melakukan kontak langsung. Mereka juga harus memiliki fisik kuat karena pertunjukan dapat berlangsung selama berjam-jam. Ronggeng gunung ini biasanya dipertunjukan saat ada hajatan seperti acara pernikahan atau khitanan

2.    Ronggeng Amen
1.2 Pertunjukkan Tari Ronggeng Amen

Ronggeng Kaler (kaler berarti utara) atau lebih dikenal sebagai Ronggeng Amen merupakan pengayaan dari seni Ronggeng Gunung. Disebut Ronggeng Kaler karena asal dan daerah penyebarannya di wilayah bagian utara Kabupaten Ciamis atau Kuningan, yang perpaduannya menghasilkan Ronggeng Amen/Kidul yang lebih “laku” di masyarakat, dikarenakan iringan musik yang lebih meriah sebab sudah menggunakan gamelan kliningan dan lagu-lagu Rancagan.

Berbeda dengan Ronggeng Gunung yang hanya menggunakan tiga jenis alat musik, yakni kendang indung, kenong, dan goong indung, Ronggeng Amen menggunakan alat musik yang lebih banyak dan bervariasi sehingga lebih menarik dan meriah. Selain itu, perbedaan lainnya adalah pada Ronggeng Amen penyanyi tidak merangkap sebagai penari. Namun gaya penyajian Ronggen Amen tetap menggunakan pola lingkaran dengan titik sentral. 

3.    Manorek
1.3 Kesenian Manorek

Kesenian Manorek asal Desa Purwasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kesenian ini  mirip seperti ketoprak dan wayang orang, cerita manorek tidak terlepas dari kerajaan Goparman. Kendit Brayung menceritakan sebuah lakon untuk mempertahankan kerajaan.dinamakan manorek karenawajah wayangnya dicoreng-coreng (monoreng). Konon, manorek ini dipertunjukkan sebagai penopang untuk penyebaran agama Islam.

4.    Kuda Lumping (Ebeg)
1.4 Kesenian Kuda Lumping
Banyak yang tidak mengetahui kalau Kabupaten Pangandaran juga memiliki tarian Kuda Lumping, lokasi yang bertetanggaan dengan Jawa Tengah membuat sebagian warga Kabupaten Pangandaran berbahasa Jawa. Kuda Lumping di Kabupaten Pangandaran biasanya dipertunjukan pada saat acara Khitanan.
Kuda Lumping yang sangat digemari anak-anak dan remaja ini biasanya menyuguhkan atraksi magis, seperti kesurupan, kekebalan, tubuh terhadap pecut, beling dan sebagainya. Selain mempertunjukan atraksi magic, Ebeg, nama yang lebih populer di Pangandaran juga menyajikan humor yang unik saat mereka tampil, biasanya suara-suara pemain berubah menjadi lebih kecil dan melengking sehingga tak ayal memberikan unsur humoris dalam pertunjukkannya.

Contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari banyaknya budaya di daerah Ciamis, tak terbayang bagaimana budaya dari daerah lainnya, tentu tidak akan habis cerita apabila kita menceritakan seluruh budaya di Indonesia, negeri yang kita cintai. Dari Sabang hingga Merauke berjajar pulau - pulau begitu pula suku bangsa serta budayanya. Inilah yang harusnya kita banggakan dan kita jaga serta lestarikan, karena suatu budaya adalah ciri suatu bangsa. Oleh karena itu, kita memiliki kewajiban mempelajari budaya Indonesia agar tidak hilang oleh peradaban dan dapat lebih dikenal oleh masyarakat mancanegara.

Referensi :
  • https://deshandria.wordpress.com/2016/10/23/kebudayaan-ciamis-dan-sekitarnya-seperti-kota-banjar-dan-kab-pangandaran/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
  • https://historikultur.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html

0 comments:

Post a Comment

 
Top